Halaman

Selasa, 30 April 2013

PEMBUATAN KOMPOS METODE TRADISIONAL, TEKNOLOGI EM 4 DAN VERMIKOMPOS

PEMBUATAN KOMPOS METODE TRADISIONAL, TEKNOLOGI EM 4 DAN VERMIKOMPOS

A. PEMBUATAN KOMPOS METODE TRADISIONAL
Membuat pupuk kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit. Berikut ini adalah cara membuat kompos.

1. Kompos Jadi Siap Pakai
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan sampah organik. Untuk mendapatkannya :
1.      Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
2.      Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
3.      Jemur sampai kering, lalu ayak
4.      Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
1.      2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
2.      6,5 m3 kulit buah kopi
3.      750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
4.      30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1.      Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
2.      Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
3.      Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
4.      Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari, lalu segera menurun lagi.
5.      Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
6.      2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
7.      Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.

B. PEMBUATAN KOMPOS DENGAN TEKNOLOGI EM 4
Em 4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam(segar) yang di dalmnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hra dalam tanah.
Mikroorganisme atau kuman yang berwatak “baik “itu terdiri dari bakteri fotosintetik,bakteri asam laktat,ragi,aktinomydetes,dan jamur peragian.
Miroorganisme menguntungkan tersebut(EM 4) telah lam ditemukan,diteliti dan diseleksi terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa dari universitas Ryukyu Jepang.Dengan demikian EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya seperti pestisida,obat serangga atau pupuk kimia lainnya.

Manfaat EM4
Apabila mikroorganisme EM4 berada dalam tanah,maka mikroorganisme menguntungkan sejenis yang sudah ada di dalam tanah berkembang dengan baik.sedangkan mikroorganisme yang merugikan yang dapat menimbulkan penyakit dapat ditekan.
EM4 mampu mengolah atau menguraikan bahan-bahan organik dengan cepat secara fermentasi menjadi kompos sehingga tidak menimbulkan bau bususk melainkan menimbulkan aroma yang segar.

Bahan Organik Tambahan
Adapun bahan tambahan dalam pembuatan kompos dengan teknologi EM4 adalah sebagai berikut:
·         Ddak:Berfungsi untuk sumber makanan yang bergizi(vitamin)untuk “membangunkan”EM4 dalam keadaan “tidur” non aktif di cairan biasa
·         Gula Pasir<gula merah atau tetes tebu:berfungsi untuk memeperoleh energi bagi perkembangbiakan jumlah EM yang diaktifkan selama proses pembuatan kompos(proses fermentasi 3-4 hari)
·         Sekam/Arang sekam?serbuk geregaji(bila ada) sangat baik untuk meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan dari segi teksturnya

Jumlah bahan dan cara pembuatan kompos
bahan-bahan yang dibutuhkan:
1.      Limbah organik/sampah dipotong-potong dengan ukuran 5-10 cm sebanyak 100 kg
2.      Dedak sebanyak 5 kg
3.      Sekam/Arang sekam/serbuk gergaji(kalau ada)sebanyak 10-20 kg
4.      Gula pasir(± 200 gram dilarutkan dalam 1 liter air) atau (gula merah ± 25- gram dilarutkan dalam 1 liter air)atau (cairan molase ±400 ml dilarutkan dalam 1 liter air(40%) sebanyak 5 sendok makan)
5.      Cairan EM4(biang),diambil sebanyak 5 sendok makan
6.      Air bersih secukupnya (kurang lebih 3 ember)

Cara pembuatan
·         Campurkan dan aduk secara merata bahan-bahan sampah/limbah,dedak dan arang sekam
·         Larutkan EM 4 dan gula atau tetes tebu ke dalam ember yang telah disediakan dan aduk secara merata
·         Siramkan larutan EM 4 sambil diaduk=-aduk hingga campuran bahan organik basah secara merata(bila adonan dikepal dengan tangan,air tidak menetes dan bila kepalan dilepas adonan akan mekar/kadar air ± 30%)
Adonan tadi kita gundukan di atas lantai(kering)kemudian tutup dengan karung goni atau karung beras selama 3-5 hari
·         Pada hari kedua dan ketiga kompos biasanya mengeluarkan panas yang cukup tinggi lagi,sehingga setiap harinya harus dibolak balik dan.dibiarkan sampai 10 menit samapai panasnya berkurang,kemudian gundukan ditutup kembali sperti semula
·         PAda hari ke-4 kompos telah matang,(fermentasi),sehingga panas tidak tinggi lagi.Pabila dibuka nampak ditumbuhi jamur berwarna putih dan bila dipegang terasa hangat.Kompos ini sudah bisa digunakan tetapi belum hancur sehingga bentuk dan ukuran masih seperti bahan baku.Untuk menjadikan kompos halus harus menunngu selama 21 hari.Selama Proses penghancuran gundukan kompos diaduk setiap satu minggu sekali.
Bila kompos yang sudah jadi akan kit simpan atatu dikemas,sebelum dimasukan ke dalam kantung pelastik/karung,kompos tadi dikeringkan dulu atau dikeringkan terlebih dahulu(bukan di jemur)

C. CARA PEMBUATAN VERMIKOMPOS

Pembuatan vermikompos dapat dibagi menjadi  3 tahap:

A. Tahap Pengumpulan Bahan
Kumpulkan sampah-sampah organik, misalnya rumput-rumputan, jerami, sampah daun, sisa sayuran, atau sisa makanan (sampah rumah tangga). Sampah jenis ini umumnya mengandung unsur C. Di daerah pedesaan yang umumnya membudidayakan hewan ternak, kotoran ternaknya dapat pula dipakai. Kotoran ini digunakan sebagai sumber N. Jika tidak ada kotoran ternak,  bisa menggunakan tanaman jenis polong-polongan.

B. Tahap Fermentasi Substrat
  1. Cacah (potong-potong menjadi bagian yang lebih kecil) rumput-rumputan, jerami, sampah daun, atau sisa sayuran, kemudian campurkan. Pencacahan dan pencampuran ini bertujuan agar bahan menjadi lebih homogen dan pengomposan akan relatif lebih cepat.
  2. Susun/tumpuk  secara bergantian antara sampah dedaunan dan kotoran ternak. Volume (p x l x t) tumpukan ini kira-kira 1m x 1m x 1m.
  3. Tutup dengan terpal/karung beras/trash bag/bahan yang mampu menahan air.
  4. Aduk 3 hari sekali hingga 2 minggu.
  5. Kompos dasar telah jadi setelah kira-kira 2 minggu dan siap digunakan sebagai media cacing.
C. Tahap Komposting Sampah oleh Cacing
  1. Kompos yang sudah jadi dimasukkan ke dalam ember/wadah yang memadai.
  2. Masukkan cacing ke dalam wadah tersebut.
  3. Biarkan selama kira-kira 2 minggu.
Vermikompos siap digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar