Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang
mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada
interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi
zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka
tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam
bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan
bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
MACAM-MACAM MIKROORGANISME DALAM PEMBUSUKAN SAMPAH
Proses pembuatan kompos yang dilakukan mempergunakan larutan effective microorganisme
yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa
dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya. Dalam EM ini terdapat
sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih
yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik.
Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu: Bakteri
fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast),Actinomycetes.
Teknologi EM (Effective Mikroorganism)
dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan,
lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan
masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM,
komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme
bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan
setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH
3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda,
dalam tanah memberikan multiple efect yang secara dramatis meningkatkan
mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol
dapat diserap langsung oleh akar tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri
fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur
fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang
menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal
dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara.
Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam
laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan
menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti
mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi
menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi
ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat
actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara
cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau
busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri
pelarut, meningkatkan kandungan humus tanahlactobonillus sehingga mampu
memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di
daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan
percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk
mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi
antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya
dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya
simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan
kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.Jenis-jenis EM yang ada
seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung
90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos
dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan
perbandingan tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan
pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3
terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan
yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa
oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap
tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan
bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme
anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida organik.
Persampahan merupakan masalah yang tidak
dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan
sampah, disamping produk utama yang diperlukan. Sampah akan terus
bertambah seiring dengan banyaknya aktifitas manusia yang disertai
semakin besarnya jumlah penduduk di Indonesia.
Sampah merupakan bahan padat sisa proses
industri atau sebagai hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Sampah
telah banyak menimbulkan masalah, utamanya di negara – berkembang.
Masalah yang lazim muncul akibat keberadaan sampah misalnya dampak
pencemaran lingkungan, seperti timbulnya bau yang kurang sedap, sanitasi
air yang berbahaya dan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Disamping itu dari sudut pandang estetika, tidak baik (kumuh). Namun
apabila dikelola dengan baik dan benar maka sampah dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya alam yang berguna.
Di dalam semua aspek kehidupan manusia
selalu menghasilkan sampah (by-product) disamping produk utama yang
diperlukan atau digunakan. Untuk daerah pedesaan, dimana pertanian
merupakan kegiatan/ pekerjaan utama dimana sampah yang dihasilkan
jumlahnya sedikit yang mana sampah tersebut dapat diuraikan sendiri oleh
alam, dimana hewan memakan sisa makanan dan bahan- bahan lain dapat
dibuang ke tanah dengan demikian dapat menguraikan sampah tersebut.
Pengomposan merupakan salah satu contoh
proses pengolahan sampah secara aerobik dan anaerobik yang merupakan
proses saling menunjang untuk menghasilkan kompos. Sampah yang dapat
digunakan dengan baik sebagai bahan baku kompos adalah sampah organik,
karena mudah mengalami proses dekomposisi oleh mikroba-mikroba.
Proses dekomposisi senyawa organik oleh
mikroba merupakan proses berantai. Senyawa organik yang bersifat
heterogen bercampur dengan kumpulan jasad hidup yang berasal dari udara,
tanah, air, dan sumber lainnya, lalu di dalamnya terjadi proses
mikrobiologis. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses tersebut
berjalan lancar adalah perbandingan nitrogen dan karbon (C/N rasio) di
dalam bahan, kadar air bahan, bentuk dan jenis bahan, temperatur, pH,
dan jenis mikroba yang berperan didalamnya. Indikator yang menunjukkan
bahwa proses dekomposisi senyawa organik berjalan lancar adalah adanya
perubahan pH dan temperatur. Proses dekomposisi akan berjalan dalam
empat fase, yaitumesofilik,termofilik, pendinginan, dan masak.
Sampah adalah limbah yang bersifat padat
terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa
makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton,
plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb
(Pramatmaja, 2008).
Sampah adalah istilah umum yang sering
digunakan untuk menyatakanlimbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan
yang telah mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah sudah
diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak
ada menfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada
harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau
gangguan terhadap lingkungan hidup. Sampah adalah limbah yang berbentuk
padat dan juga setengah padat, dari bahan organik dan atau anorganik,
baik benda logam maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang
tidak dapat terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah
menurut cara pengangkutannya atau cara pengolahannya (Pramatmaja, 2008).
Berdasarkan komposisi kimianya, maka
sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian
mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan
sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat
digunakan kembali. sampah organik dibedakan menjadi sampah organik yang
mudah membusuk (misal: sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah) dan
sampah organik yang tidak mudah membusuk (misal : plastik dan kertas).
Kegiatan atau aktivitas pembuangan sampah merupakan kegiatan yang tanpa
akhir. Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan sampah yang baik.
Sementara itu, penanganan sampah perkotaan mengalami kesulitan dalam hal
pengumpulan sampah dan upaya mendapatkan tempat atau lahan yang
benar-benar aman. Maka pengelolaan sampah dapat dilakukan
secarapreventive, yaitu memanfaatkan sampah salah satunya seperti usaha
pengomposan (Sulistyorini, 2005).
Kompos adalah pupuk alami (organik) yang
terbuat dari bahan – bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja
ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak
atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik,
seperti urea. Sampah kota bisa juga digunakan sebagai kompos dengan
catatan bahwa sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus terlebih
dahulu dipilah- pilah, kompos yangrubbishharus dipisahkan terlebih
dahulu. Jadi yang nantinya dimanfaatkan sebagi kompos hanyalah
sampah-sampah jenis garbagesaja. Berbeda dengan proses pengolahan sampah
yang lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat
pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan
dimanapun. Kompos dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran,
tanaman buah-buahan maupun tanaman padi disawah. Bahkan hanya dengan
ditaburkan diatas permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut dapat
dipertahankan atau dapatditingkatkan. Apalagi untuk kondisi tanah yang
baru dibuka, biasanya tanah yang baru dibuka maka kesuburan tanah akan
menurun. Oleh karena itu, untuk mengembalikan atau mempercepat
kesuburannya maka tanah tersebut harus ditambahkan kompos (Sulistyorini,
2005).
PERAN BAKTERI TERHADAP PEMBUSUKAN SAMPAH
Pada hakekatnya sampah organik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik yang bernilai
ekonomis. Proses pembuatan pupuk organik secara konservatif membutuhkan
waktu 8 – 12 minggu, sedang apabila menggunakan sistem baru (penambahan
inokulan) hanya memerlukan waktu 4 sampai 8 minggu dan hasilnya lebih
baik. Perbedaan dari kedua proses pembuatan pupuk organik tersebut
ternyata terletak pada metode dan adanya bahan inokulan (EM-4, kotoran
hewan, dan cacing). Cara ini biasanya memerlukanwaktu relatif lebih
singkat sehingga lebih efisien. Pembuatan pupuk organik (kompos) dengan
cara baru, telah diuji cobakan pada tanaman hortikultura, dan hasilnya
lebih baik dibanding dengan menggunakan pupuk organik hasil pemrosesan
secara konservatif (Asngad, 2005)
Penanganan sampah menjadi pupuk organik
memberikan banyak keuntungan, misalnya dapat memberdayakan ekonomi
masyarakat,sebagai alternatif pengadaan lapangan kerja, bahannya
melimpah dan mudah diperoleh, serta peluang pasarnya sangat baik. Dengan
adanya cara yang baru, yaitu pemberian inokulan ( EM-4, Kotoran ayam
dan cacing) pada pengolahan pembuatan pupuk organik dapat mempercepat
dan meningkatkan kualitas pupuk organik. Dengan adanya beberapa
keuntungan tersebut maka dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pemecahan masalah lingkungan, juga dapatdigunakan sebagai bahan penyubur
tanah. Pupuk organik sendiri bukanlah pupuk utama tetapi apabila
diberikan pada tanah dapat memperbaiki tekstur tanah, karena pupuk
organik dapat meningkatkan aktivitas biologis dalam tanah, yang
menyebabkan cacing tanah dapat hidup subur dan menyebabkan tanah lebih
gembur sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Struktur tanah dapat
diperbaiki dengan meningkatnya porositas tanah, sehingga tanah menjadi
gembur. Perbedaan teknik tersebut berkaitan dengan adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi proses penguraian (dekomposisi) bahan – bahan sampah,
yaitu pengaturan aerasi, suhu, kelembaban, jenis jasad pengurai
(dekompucer), jenis sampahnya, kondisi sampah (utuh atau dipotong
terlebih dahulu dan ukuran potongan) serta adanya bahan – bahan tambahan
seperti abu dan kapur. Untuk jenis jasad pengurai dan metode pembuatan
pupuk organik perlu dikaji lebih lanjut, mengingat kedua hal tersebut
cukup relevan dengan kualitas pupuk organik, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada peranan pupuk organik (Asngad, 2005)
Sampah organik dan limbah organik dapat
memberi manfaat kepada manusia setelah terlebih dahulu dirobah menjadi
pupuk organik oleh peranan bakteri menguntungkan bagi manusia. Bakteri
saprofit berperanan menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, sisa-sisa
atau kotoran organisme. Bakteri sahabat manusia (probiotik) tersebut
menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lainnya.
Penguraian dalam kondisi tanpa oksigen
(anaerobik), material organik akan menjadi gas amoniak, hidrogen sulfida
(H2S), methana (CH4) dan senyawa lain yang lebih sederhana. Sementara
dalam kondisi cukup oksigen (aerobik), penguraian akan menghasilkan H2O
dan CO2, serta senyawa lain dalam bentuk nutrisi. Oleh karenanya,
keberadaan bakteri jenis saprofit ini, sangat berperan dalam
mineralisasi di alam dan, dengan cara ini, bakteri membersihkan dunia
dari sampah dan limbah organik. Tanpa kehadiran si jasad renik ini,
niscaya bumi kita akan penuh oleh sampah organik dan limbah organik,
yakni segala material yang berasal dari jasad mati, berdampingan dengan
jasad hidup.
Bakteri, agar dapat dikelola
pemanfaatannya, dapat diisolat kemudian dibiakan di laboratorium serta
kemudian disimpan dalam media, dengan ditambahkan nutrisi secukupnya,
tergantung masa dorman yang diinginkan. Makin banyak sediaan
nutrisinya, masa hidup bakteri dalam media ini akan lebih lama dibanding
jika nutrisi terbatas. Salah satunya yang kini ada di pasaran adalah
konsorsium aneka jenis bakteri, ragi dan fungi dalam aktivator Green
Phoskko (GP-1), yang diketahui dan telah dirasakan bermanfaat membantu
manusia dalam peranannya sebagai pengurai (dekomposer) sampah dan segala
material organik. Konsorsium mikroba probiotik (sahabat manusia) ini
disajikan dalam bentuk tepung ( powder), dikemas dalam pack per 250
gram, sehingga bisa dimobilisasi atau dibawa dengan mudah. Berisi
bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus
spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae,
Cellulolytic Bacillus Sp, ragi, dan jamur dengan populasi 10 pangkat 7
per gram Cfu. Konsorsium bakteri, dalam aktivator bagi pembuatan pupuk
organik ini, tergolong mesofilik hingga termofilik, artinya hidup
optimal pd suhu 30 sd 55 serta 60 sd 80 derajat Celcius.
Mikroba pengurai, atau dekomposer ini
berfungsi melapukan atau mendekomposisi sampah organik dan bahan organik
(limbah kota, pertanian, peternakan, tinja, urine, sisa makanan, dan
material organik lainnya). Pada kondisi kelembaban, suhu, porositas dan
aerasi yang sesuai dengan kebutuhannya, bakteri ini akan bekerja terus
menerus tanpa henti, atau akan mendekomposisi material organik dengan
cepat. Misal, pada penggunaan dalam penguraian bahan organik
(pengomposan) didalam komposter atau skala alat rotary kiln, 5 hari
bisa menyelesaikan tugasnya mengurai aneka bahan organik tersebut.
Cepatnya proses pengkomposan sebagai
bentuk penguraian kembali bahan organik menjadi material bersifat tanah,
akan meningkatkan daya tarik dalam pembuatan kompos. Bakteri, yang
bekerja tanpa henti, akan menghilangkan kesempatan bakteri lawannya atau
merugikan (patogen) memproduksi amoniak, methan dan H2S -yang kemudian
dipersepsikan masyarakat sebagai bau busuk sampah. Dengan bakteri
bekerja terus menerus, akan menekan pertumbuhan mikroba patogen, atau
berbeda dengan apa yang terjadi pada kondisi tanpa oksigen (anaerobik).
Dengan saling melengkapi peranan (simbiosis) antara teknologi
mikrobiologi dan alat mesin rotary kiln, akan menurunkan biaya
pengomposan karena efisiensi dari aspek waktu, tenaga kerja dan luas
lahan bagi keperluan penumpukan sampah. Resistensi (penolakan) tetangga
akan suatu pembuatan kompos berbahan sampah dan limbah organik di
sekitar pemukiman pun tidak terjadi lagi, karena memang tidak berbau.
Bekerjanya bakteri tanpa henti ini akan
berlangsung, ketika lingkungan mikro dikelola oleh fungsi rotary kiln
dalam hal menjamin kecukupan oksigen (aerasi), menjaga kestabilan PH,
menjaga temperatur, dan kelembaban. Namun persisnya kebutuhan lingkungan
mikro, berbeda bagi tiap jenis bakteri satu dengan bakteri lainnya.
Untuk itu, pada teknologi Biophoskko, dibuatlah desain komposter dan
rotary kiln, sedemikian rupa, hasil perhitungan yang cermat berdasar
kebutuhan aneka jenis bakteri khusus sebagaimana terdapat dalam Green
Phoskko (GP-1) tersebut. Karenanya, dalam kepentingan mengolah sampah
dan membuat kompos secara sempurna ( cepat, higienis, tidak berbau,
tidak menghidupkan hewan kecil dan serangga, serta bermutu baik yakni CN
ratio< 20, gembur tanpa harus dihancurkan oleh mesin) diperlukan
kesesuaian ( compatible) antara alat ( media komposter) dan jenis
bakterinya sebagai satu kesatuan. Tanpa itu, membuat pupuk organik
(kompos) akan beresiko menimbulkan gas methan dan H2S sebagai polutan (
bau, cairan lindi, binatang) dan akan dipersepsikan rumit, lama,
merugikan, menjijikan dan berbau. Itulah pangkal masalah banyaknya
instalasi pengolahan sampah maupun produksi pupuk organik di perkotaan
mendapat penolakan warga sekitar.
PRODUK-PRODUK BIO SUPER ACTIVE (BSA)- BSA POC
- BSA DECOMPOSER
- BSA PENETRALISIR LIMBAH
- BSA PUPUK HAYATI
BSA POC
Sudah dikenal secara luas oleh konsumen
khususnya para petani tanaman pangan maupun para pehobis, hasilnya tidak
diragukan lagi, bisa dilihat posting yang lalu ” Pupuk Organik Cair Bio
Super Active “
BSA DECOMPOSER
Dibuat dengan menggunakan teknik
pencampuran bakteri yang menguntungkan diantaranya mikroba selulolitik,
fotosintetik, pemantap agregat tanah, lignolitik , pengurai , anti
pathogen dll.
Hasilnya tentu saja dapat digunakan untuk
mempercepat proses decomposisi limbah organik, meningkatkan tersedianya
nutrisi tanaman dan mampu menekan aktivitas mikro organisme yang
merugikan (pathogen).
MANFAAT dan KEUNGGULAN
- Memperbaiki sifat fisik , kimia, dan biologi tanah.
- Sebagai katalisator dalam proses fermentasi bahan organik dalam tanah.
- Melapukkan bahan organik serta mempercepat proses pembuatan kompos.
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang menguntungkan tanaman.
- Menetralisir kadar racun tanah akibat dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida
- Menguraikan bahan organik menjadi senyawa dasar hara yang siap diserap tanaman.
- Menetralisir kadar pH tanah.
- Menekan dan menghilangkan mikro organisme yang merugikan (pathogen).
- Sebagai media starter dalam proses fermentasi pembuatan pestisida nabati
Di buat dengan menggunakan bakteri (mikroba) : selulolitik, lignolitik, proteolitik, pengurai, ragi , anti pathogen dll.
MANFAAT & KEUNGGULAN
Dengan cepat menetralisir bau tidak sedap
pada limbah buangan organik padat/ cair (limbah ternak, pabrik, hotel,
rumah sakit, sampah kota, rumah makan, sampah rumah tangga, dll)
- Mempercepat penguraian dan menurunkan kapasitas tinja dalam septik tank sehingga tidak cepat penuh.
- Digunakan untuk perawatan WC/ Wastafel agar tidak mampet dan berbau.
- Mampu menurunkan dan menekan kadar polusi dan kadar racun dalam proses penguraian bahan organik.
- Menetralisir air dari zat yang merugikan di tambak/kolam, sehingga dapat menyehatkan dan menekan tingkat kematian ikan/ udang.
- Aman digunakan karena tidak beracun dan ramah lingkungan.
BSA PUPUK HAYATI
Dibuat dengan menggunakan mikroba
penambat N, pelarut K, Penghasil hormon, anti pathogen, pelarut P,
pemantap agregat tanah, bakteri pengurai dll.
MANFAAT Dan KEUNGGULAN
- Mengandung mikro organisme penambat N, pelarut P dan K, vitamin dan asam amino yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman.
- Melindungi akar dari mikroorganisme pathogen serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
- Berfungsi sebagai pengurai bahan organik sehingga dapat memperbaiki struktur tanah dan tersedianya unsur hara bagi tanaman.
- Mempercepat proses penyerapan unsur hara sehingga meningkatkan produktivitas tanaman.
- Digunakan sebagai inokulasi bakteri Rhizobium sp pada tanaman kedelai atau kacang2an.
- Bersinergi positif dengan lingkungan dan tidak membunuh musuh alami.
- Dapat diaplikasikan kesemua jenis tanaman .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar