Sampah perkotaan adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari bahan organic dan anorganik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan
dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.
Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor
dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang
berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan
hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber
penyebaran penyakit.
Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang
tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi)
juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.
Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan
sampah tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan,
Pengangkutan dan Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya
kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi
sampah dengan mengolah sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang
berguna perlu dipikirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolan sampah perkotaan, antara lain:
1) Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2) Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3) Karakteristik sampah.
4) Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5) Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6) Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7) Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8) Biaya yang tersedia.
9) Peraturan daerah setempat.
1) Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2) Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3) Karakteristik sampah.
4) Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5) Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6) Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7) Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8) Biaya yang tersedia.
9) Peraturan daerah setempat.
Paradigma Penanganan Sampah
Penumpukkan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah daerah di Indonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA dengan system lahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Penumpukkan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah daerah di Indonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA dengan system lahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
sudah saatnya pemerintah daerah mengubah pola pikir yang lebih bernuansa
lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya
diterapkan, yaitu dengan meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang
dan pengomposan disertai TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru
penanganan sampah lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep
ekologi. Energi baru yang dihasilkan dari hasil penguraian sampah
maupun proses daur ulang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
tersebut setidaknya mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber
sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan
pembuangan akhir. pengurangan sumber sampah untuk industri berarti
perlunya teknologi proses yang nirlimbah serta packing produk
yang ringkas/ minim serta ramah lingkungan. Sedangkan bagi rumah tangga
berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan
barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang
diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik,
alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik
diolah, salah satunya dengan pengkomposan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar